SejarahTari Piring dari Sumatera Barat Disertai Gambar dan Penjelasan Lengkap. TARI PIRING - Sebagai salah satu wilayah tujuan utama untuk berwisata di Indonesia, Sumatra Barat tidak hanya menyuguhkan keindahan alamnya saja, melainkan juga keindahan budaya semisal tari-tarian. Seiring berkembangnya zaman, perlahan-lahan seni budaya tari

Daftar isiMakna Tari LilinSejarah Tari LilinFungsi Tari LilinPola Lantai Tari LilinGerakan Tari LilinIringan Tari LilinProperti Tari LilinKostum Tari LilinKeunikan Tari LilinSeni tari merupakan suatu kesenian dengan ada unsur gerakan di dalamnya. Di Indonesia ada banyak sekali macam atau jenis dari seni tari. Di tiap wilayahnya memiliki tarian yang khas dan berbeda dengan wilayah di Minangkabau yang terletak di Sumatera Barat memiliki tarian yang menjadi khas atau ikon dari kota tersebut yaitu tari lilin. Tarian lilin ini merupakan tari tradisional yang unik yaitu dengan menggunakan lilin yang lilin merupakan salah satu tari tradisional yang berada di Indonesia. Tari ini berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat. Seperti nama dari tarinya sendiri, tarian ini menggunakan properti yaitu lilin kecil yang dibawa oleh para lilin ini merupakan salah satu tari yang terkenal di Indonesia dan juga menjadi tari khas dari Sumatera Tari LilinSejarah dari tari khas Minangkabau, Sumatera Barat ini berdasarkan pada sebuah cerita rakyat. Cerita rakyat tersebut menceritakan seseorang gadis yang ditinggal pergi oleh tunangannya untuk mencari tunangannya pergi, si gadis ini kehilangan sebuah cincin tunangannya. Kemudian si gadis ini mencari cincin tunangannya ke mana-mana hingga larut malam. Ia mencari dengan menggunakan lilin yang digunakan sebagai alat tersebut di tempatkan diatas piring yang kecil. Dari gerakan gadis tersebut mencari cincinnya seperti membungkuk, gerakan berdoa, gerakan gemulai melahirkan sebuah tarian. Tarian tersebut yaitu yang menjadi tari khas dari masyarakat Minangkabau, tari lilin ini pada jaman dahulu merupakan tarian istana, dan hanya bisa dipertunjukkan pada saat saat tertentu saja, tidak bisa sembarangan. Namun seiring dengan perkembangan jaman, tari ini memiliki banyak fungsi, seperti penyambutan tamu, kesenian dan Tari LilinPada awalnya, jaman dahulu tarian ini dipertunjukkan untuk ungkapan rasa syukur kepada dewi karena panen yang melimpah di saat musim seiring dengan perkembangan jaman, fungsi dari tarian ini berubah. Tidak lagi digunakan sebagai ungkapan rasa syukur namun juga digunakan sebagai hiburan untuk Lantai Tari LilinTari lilin menggunakan pola lantai yaitu pola lantai Tari LilinGerakan dari tarian lilin ini tergolong sangat sederhana. Gerakannya seperti, gerakan badan yang meliuk, membungkuk dan gerakan seperti sedang berdoa. Penari akan menarikan secara berkelompok dan disertai dengan tangannya memutarkan lilin, namun secara hati hati agar piring tidak terjatuh dan lilin tidak mati. Dari berbagai gerakan diatas akhirnya menghasilkan kesatuan gerakan pada tari ini biasanya ditarikan oleh para penari wanita. Namun, ada juga tari lilin yang penarinya campur, yaitu penari pria dan wanita yang ditarikan secara berpasangan. Para penari akan menari sembari mengikuti alunan musik Tari LilinTari lilin biasanya menggunakan iringan yang berupa alat musik seperti, kenong, bonang, gendang, tok tok, akordeon, biola dan gendang. Beberapa alat musik tersebut saling mengisi satu dengan lainnya dan memiliki hubungan erat dengan tari lilin diantara tari lilin dan beberapa alat musik tersebut sudah menyatu dan tidak dapat Tari LilinProperti yang digunakan pada tari tradisional ini ada 2 macam, yaituLilinLilin merupakan properti yang wajib atau harus ada pada tarian ini, karena nama dari tari ini sendiri yaitu tari lilin. Pada saat pertunjukkan atau pementasan berlangsung, lilin harus dalam kondisi yang digunakan sebagai tempat untuk meletakkan lilin yang nantinya akan dibawa para penari saat menarikan tari lilin. Piring yang digunakan biasanya berukuran kecil atau sedang, tidak terlalu besar. Sehingga pas saat di taruh di atas telapak tangan para penari. Piring ini ada dua dan diletakkan di atas telapak tangan kanan dan kiri para penarinya. Para penari harus erat saat memegang piringnya, agar tidak mudah Tari LilinKostum yang digunakan oleh para penari dari tari lilin yaitu pakaian gede yang merupakan pakaian khas dari kota Palembang. Biasanya pakaian tersebut digunakan oleh pengantin wanita di gede atau hiasan gede digunakan oleh penari utama. Sedangkan penari lainnya menggunakan hiasan dodot atau selendang mantri. Kostum pada tari lilin ini memiliki makna yang berarti lebih menekanlan pada kejayaan Hindu Budha yaitu pada jaman kerajaan Tari LilinKeunikan dari tari lilin ini yaitu pada propertinya yang tidak biasa. Karena menggunakan properti lilin yang menyala dan diletakkan di atas piring yang berukuran sedang atau pas ketika diletakkan di telapak penari harus menjaga keseimbangannya dan juga bergerak menari. Menjaga keseimbangan agar lilin yang menyala tersebut tidak padam dan piringnya juga tidak mudah jatuh. Jadi para penari dari tari lilin ini harus berhati hati saat menarikan tarian ini, namun juga tetap lemah gemulai gerakannya.
Keunikantarian ini terletak pada penggunaan piring sebagai properti utama dalam melakukan tarian. Secara sederhana tarian ini menggunakan dua buah piring yang saling dipegang oleh telapak tangan kanan dan kiri. Kemudian piring diayunkan dengan gerakan yang cukup cepat dan teratur. Hal yang paling sulit ialah ketika mengatur keseimbangan agar
Oleh Yopi Nadia, Guru SDN 106/IX Muaro Sebapo, Muaro Jambi, Provinsi Jambi - Tari Lilin adalah salah satu seni tari tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Sumatera Barat, khususnya dari wilayah sekitar Minangkabau. Tarian ini dipercaya sebagai sebuah tarian yang sudah ada sejak zaman istana kerajaan zaman dahulu. Kesenian yang sudah dikenal sampai ke mancanegara ini, termasuk ke dalam jenis tari yang dibawakan berkelompok oleh penari perempuan dan dilakukan secara berpasangan. Mereka akan membawa lilin dengan diiringi oleh alunan musik yang dimainkan oleh sekelompok musisi atau juga Ragam Jenis Tari Tradisional Sumatera Barat Gerakan tari Lilin Pada dasarnya, gerakan dalam tari Lilin didominasi dan mengedepankan gerak yang pelan, anggun, gemulai, dan pasti lemah lembut. Hal ini karena, selain tarian ini harus menunjukkan keanggunan penari dalam kilauan cahaya temaram dari lilin, gerakan yang gemulai pun tidak terlepas dari nilai dan makna filosofi yang terkandung dalam tari lilin. Gerakan lemah lembut ini dilakukan bertujuan agar lilin yang dipegang oleh penari tidak jatuh, tidak menetes kemana-mana, serta tentunya terus menyala dan tidak padam. Karena, jika lilin tersebut mati atau padam, maka cerita yang terkandung dalam pertunjukan tersebut akan menjadi berbeda. Tarian ini juga tidak memerlukan banyak gerakan rumit, hanya saja para penarinya harus memiliki konsentrasi dan kewaspadaan yang penuh. 5 Jelaskan perbedaan tarian yang berasal dari Solo dan Yogyakarta Pelatihan 2 Pelajaran 3 Apresiasi Seni Tari Kelompok Nusantara 45 2. Keunikan Tari Nusantara Bagian Tengah Anda telah mempelajari keunikan-keunikan tarian Nusantara bagian barat. Sekarang, Anda akan mempelajari keunikan tari Nusantara bagian tengah. a. Tari Lilin – Tari lilin merupakan salah satu tarian tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Minangkabau, Sumatera Barat. Tidak jauh dari nama tarian ini ya teman tarian ini pada saat pementasannya akan mengenakan properti lilin kecil yang akan dibawa oleh para penari. Tarian lilin ini umumnya akan dipentaskan oleh sekelompok penari dengan gerakan yang atraktif dan juga seirama dengan alunan musik pengiringnya. Pada artikel kali ini, akan sedikit mambagikan informasi seputar tarian lilin yang berasal dari Minangkabau, sumatera Barat ini untuk kalian semuanya. Penasaran bukan? Yuk langsung saja kita masuk ke pembasan utama yang di mulai dari pengertian kemudian sejarah terlebih dahulu, sebab tidak lengkap rasanya mempelajari sesuatu tidak dari penjelasan dan kemudian asal-usulnya. Pengertian Tari LilinSejarah Tari LilinFungsi Tari LilinPertunjukan Tari LilinGerakan Tari LilinIringan Dan Properti Tari LilinRagam GerakanPola Lantai TarianKostum atau Busana Tari LilinAlat Musik Tari Lilin Sumatera BaratKisah Drama Bersejarah Perkembangan Tari LilinPenutup Pengertian Tari Lilin Tari Lilin adalah salah satu tarian tradisional dari daerah Sumatera Barat. Seperti namanya, tarian ini dapat dimainkan oleh para penari dengan mengenakan piring kecil dengan lilin yang menyala di atasnya sebagai atribut utama menari. Tarian lilin ini dapat dimainkan oleh sekelompok penari dengan gerakan yang atraktif dan seirama dengan alunan musik yang mengirinya. Tarian ini adalah salah satu tarian yang terkenal di Indonesia dan sudah menjadi salah satu icon tarian tradisional di Sumatera Barat, khususnya pada masyarakat Minangkabau. Baca juga Pakaian Adat Sumatera Barat Bedasarkan pada catatan sejarah yang beredar di masyarakat Sumatera Barat tentang asal-usul tari lilin ini yaitu menceritakan seorang gadis yang telah ditinggal pergi oleh tunangan atau kekasihnya untuk mencari harta. Selama ini ditinggalkan tunangannya tersebut, kemudian gadis ini telah kehilangan cincin tanda pertunangan yang sudah diberikan. Gadis tersebut lalu mencari-cari cincin tersebut sampai larut malam dengan menggunakan penerangan berupa lilin yang ditempatkan diatas piring kecil. Dari hasil gerakan tubuh yang gemulai, membungkuk dan gerakan berdoa tersebut akhirnya melahirkan sebuah gerakan tari yang sangat indah sama dengan keunikan gerakan tarian ini yang ada di daerah Indonesia yaitu tari lilin. Fungsi Tari Lilin Tarian ini pada saat pementasannya difungsikan sebagai salah satu tarian ungkapan rasa syukur kepada dewa ketika musim panen datang dengan hasil yang melimpah ruah. Ciri khas yang dimilki oleh tarian ini yaitu dengan mengenakan properti berupa piring yang berisikan lilin kecil. Jadi, tarian lilin ini bukan dipertunjukkan pada setiap saat, akan tetapi dengan seiring perkembangan zaman, fungsi dari tarian ini menjadi berubah. Fungsi tarian yang awalnya berupa ungkapan rasa syukur, sekarang ini berubah menjadi jenis tarian hiburan bagi masyarakat Minangkabau. Baca juga Tari Piring Pertunjukan Tari Lilin Pada saat pertunjukan atau pementasan tari lilin ini, umumnya akan dibawakan oleh sekelompok penari wanita. Akan tetapi ada juga jenis tarian lilin yang dibawakan oleh para penari pria dan wanita secara bersamaan. Di dalam pementasannya tersebut, para penari akan menari sambil memegang piring kecil dan juga lilin yang menyala ditaruh di telapak tangan mereka. Kemudian mereka akan menari dengan indah mengikuti alunan irama musik pengiringnya. Gerakan Tari Lilin Pada setiap gerakan yang akan dibawakan dalam pementasan tarian ini, para penari akan membawa sebuah lilin yang dilerakkan diatas piring kecil. Lalu para penari akan menarikan tarian ini secara berkelompok dan juga bersamaan memutarkan piring yang terdapat secara berhati-hati. Hal ini dilalkukan untuk menjaga piring tersebut agar tetap seimbang dan tidak jatuh agar lilin tidak padam atau mati. Gerakan badan para penari yang membungkung, meliuk-liuk dan gerakan berdoa ini menjadi keunikan tersendiri bagi tarian ini. Dari berbagai gerakan inilah akhirnya dapat menghasilkan satu kesatuan gerakan yang indah dari tarian lilin tersebut. Tari lilin ini sendiri mengenakan ppola lantai lurus. Baca juga Tari Tor Tor Iringan Dan Properti Tari Lilin Umumnya, iringan tarian lilin dalam hal alat musik ini mengenakan akordeon, gong, gitar, biola, kenong, saxophone, bonang, gendang dan juga tok-tok. Alat musik ini mempunyai hubungan erat dengan tarian lilin, sebab keduanya tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Sedangkan untuk properti yang dikenakan dalam tarian lilin ini ada 2 macam, yaitu lilin dan piring. Berikut ini adalah penjelasan dari kedua properti tersebut. 1. Piring Properti piring di sini dikenakan sebagai benda yang menjadi tempat untuk meletakkan lillin. Di dalam tari tradisional ini, lilin tersebut tidak dipegang secara langsung. Piring yang dikenakan dalam tarian ini ukurannya cenderung kecil atau sedang sehingga ukurannya pas ketika akan diletakkan diatas telapat tangan kanan dan kiri penari. Para penari tarian lilin ini harus memegang piring tersebut dengan erat agar piring itu tidak mudah jatuh. Sama halnya dengan properti yang ada pada tari tradisional lainnya, properti tari lilin yang pertama ini dapat menjadi pengut identitas dari tari lilin itu sendiri, dan juga menjadi ciri khas. 2. Lilin Properti lilin yang dikenakan dalam tarian ini yaitu lilin seperti kebanyakan yang dapat anda temui di took-toko dekat rumah kalian. Ketika saat pementasannya. Lilin tersebut berada dalam kondisi yang menyala. Oleh karena itu, tarian ini sangat cocok untuk dipentaskan ketika malam hari. Anehnya, properti lilin yang sedang menyala ini tidak akan padam selama diliuk-liukkan oleh para penari di atas piring tersebut. Oleh karena itu juga, para penari tersebut harus pandai-pandai menjaga keseimbangannya dan juga harus melasanakan tariannya dengan hati-hati agar piring yang sedang dipegang tidak terjatuh dan lilinnya tidak padam. Mereka juga tak perlu untuk khawatir tangannya akan terkena lelehan lilin mengingat lilin tersebut dapat ditempatkan di atas piring. Lelehan-lelehan lilin ini nantinya akan terkumpul di dasar piring itu. Ragam Gerakan Pada saat pementasan tari lilin ini para penari akan membawa lilin kecil yang diletakkan diatas sebuah piring kecil. Tari lilin tersebut akan ditarikan secara berkelompok, kemudian bersamaan memutar piring yang diatasnya ada lilin dengan penuh berhati-hati. Semua gerakan yang dilaksanakan tersebut harus berhati-hati karena dapat bertujuan untuk menjaga agar lilin tidak padan dan juga piring tidak terjatuh. Gerakan dari tarian ini didominasikan dengan gerakan mengayun tangan, gerakan berdoa, gerakan meliuk, dan juga gerakan memutar badan. Tidak hanya itu ada juga beberapa gerakan dengan posisi duduk kemudian penari memutar tangannya. Rata-rata pada bagian awal dan juga bagian akhir gerakan tari lilin ini cenderung lembut. Gerakan yang akan menjadi atraktif ketika para penari membolak-balik piring sambil tubuh penari meliuk-liuk. Untuk dapat melaksanakan gerakan ini butuh keahlian khusus, karena jika tidak lihai lilin tersebut akan padam bahkan piring juga akan terjatuh dan juga dapat merusak gerakan tarian yang sudah ada. Upaya yang terbaik untuk menjaga agar lilin tersebut tetap menyala, para penari harus mempertahankan posisi piring tetap datar agar terhindar dari terpaan angina. Karena gerakan tubuh yang begitu gemulai, maka pola lantai dari tarian ini dipandang sebagai lambang atau berpola lantai lurus. Baca juga Tari Serimpi Pola Lantai Tarian Karena gerakan tubuh yang begitu gemulai, maka untuk pola lantai tarian ini dipandang sebagai lambang atau berpola lantai lurus. Begitu pula dengan gerakan yang dilaksanakan cukup unik cenderung lemah lembut. Tari lilin ini dapat dibawakan secara berkelompok, dan dapat didominasi dengan gerakan tangan yang berayun. Kostum atau Busana Tari Lilin Kostum atau busana adalah salah satu penunjang dan juga dapat menambah estetika pada sebuah tarian. Pada tarian ini juga mempunyai kostum yang dikenakan untuk menari, namun bukan sembarang kostum yang dikenakan. Busana yang dikenakan merupakan pakaian gede atau hiasan gede, yaitu pakaian adat khas Palembang yang umumnya dikenakan oleh para pengantin wanita di wilayah Palembang. Hiasan gede ini juga dikenakan oleh para penari utama tari lilin tersebut. Sementara untuk para penari lainnya menggenakan dodot atau selendang mantra. Makna yang telah terkandung dalam kostum ini yaitu lebih menekankan kepada kejayaan Hindhu-Budha, yaitu pada zaman Kerajaan Sriwijaya. Pada saat kerajaan Sriwijaya dipengaruhi oleh kebudayaan Cina terutama pada hiasan kepala,dada dan juga tangan kostum tersebut. Baca juga Tari Topeng Alat Musik Tari Lilin Sumatera Barat Pada umumnya untuk alat musik yang mengiringi tarian lilin ini adalah accordion, gong, biola, gitas, saxophone, bonang, kenong, gendang dan juga tok-tok. Alat musik ini sangat erat kaitannya dengan tarian lilin tersebut. Karena keduanya ini tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya Kisah Drama Bersejarah Karena tarian ini mempunyai cerita dan juga kisah yang menjadi drama, sehingga dapat membuat penampilanya seperti berisi. Dari gerakannya tersebut memang cocok dijadikan juga sebagai tarian rasa syukur. Dengan begitu kesenian ini sangat bermanfaat pada masanya tersebut. Namun pada era sekarang ini, tari tradisional menjadi sebuah ciri khas dan juga kesenian salah satu daerah yang sangat menjunjung adat dan tradisi. Sejarah tari ini perlu untuk dipahami nilai filosofinya. Dengan demikian, maka spirit tarian yang sakral ini akan lebih mudah untuk merasuk ke dalam jiwa generasi penerus bangsa. Baca juga Tari Merak Perkembangan Tari Lilin Tari lilin pada zaman dahulu adalah salah satu tarian Istana yang hanya dapat untuk dipentaskan ketika saat-saat tertentu saja, terutama ketika ada acara-acara adat. Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman, tarian ini sering sekali di pertunjukkan di berbagai jenis acara misalnya penyambutan tamu penting, festival budaya, dan juga kesenian daerah. Penutup Nah, mungkin hanya itu saja sedikit informasi yang dapat saya berikan tentang salah satu tarian tradisional Indonesia, yaitu tari lilin yang berasal dari daerah Minangkabau, Sumatera Barat untuk kalian semuanya. Semoga dengan adanya sedikit informasi ini dapat membantu dan juga menambah pengetahuan Anda. Jika terdapat kesalahan dan juga kekurangan informasi yang saya berikan mohon untuk dimaklumi ya, sebab itu datangnya dari keterbatasan ilmu yang saya miliki. Cukup sekian dan salamn dari penulis untuk teman-teman dimanapun Anda berada. Tari Lilin
Jelaskankeunikan tari tradisional di indonesia dari segi gerak , iringan, kostum, musik, tata rias Ragam gerak,keunikan gerak, properti tari,tata rias dan busana,tata iringan dari 30 tari tradisional diindonesiaTolong jawab ya kak Unsur tari tanggai dari gerak, tata busana, tata rias, iringan tari, properti tari 13 Salah satu
Properti Tari Lilin – Minangkabau merupakan sebuah ras atau suku yang berada di Sumatera Barat. Suku ini memiliki banyak sekali ragam budayanya pada bidang seni, terutama seni tari. Nah, kali ini kita akan menyelami tentang seni tari khas Minang yakni Tari lilin. Tari lilin merupakan tarian yang dibawakan dengan cara berpasangan. Salah satu hal yang unik dari tarian ini yaitu penggunaan lilin sebagai properti utama. Lilin tersebut akan dibawa penari untuk melakukan gerakan-gerakan tarinya. Hebatnya para penari tidak sedikitpun menjatuhkan lilin tersebut, keren bukan? Coba bayangkan jika lilin-lilin itu jatuh dan membakar semua area pertunjukan tari tersebut? Kacau sekali tentunya. Nah, selain itu adapun beberapa properti lain yang tidak kalah penting. Penasaran? Yuk, simak dibawah ini. Macam Macam Properti Tari Lilin Sumber Tari lilin merupakan tarian yang menggunakan lilin sebagai properti utamanya. Nah disini selain lilin adapun beberapa properti yang tidak kalah penting lainnya. Penasaran? Ayo, simak penjelasan selengkapnya dibawah ini 1. Lilin Sumber Properti tari lilin yang paling utama yaitu lilin. Lilin nantinya diletakkan pada piring kecil agar tidak menetes-netes. Nantinya lilin-lilin tersebut akan di jepitkan di antara siku kiri dan kanan penari untuk menunjang gerakan tari mereka. Hal tersebut yang menjadi keunikan tari ini. Jika lilinnya terjatuh saja akan berakibat fatal. 2. Tangkuluak Sumber Properti tari Lilin yang berikutnya adalah Tangkuluak. Tangkuluak merupakan penutup kepala bagi perempuan Minang. Bahan dasar dari Tangkuluak berupa kain yang dibentuk menjadi selendang yang panjang. Bentuk dari Tangkuluak menyerupai tanduk kerbau. Jenis Tangkuluak terbagi menjadi dua yaitu Tangkuluak Bundo Kanduang dan Tangkuluak Koto Gadang. Tangkuluak Bundo Kanduang merupakan penutup kepala yang hanya dipakai oleh perempuan dewasa yang sudah menikah. Sedangkan Tangkuluak Koto Gadang merupakan penutup kepala yang dipakai oleh anak daro dalam pernikahan serta bentuknya yang mirip dengan jam gadang. 3. Baju Batabue Sumber Properti tari lilin yang berikutnya adalah baju Batabue. Baju ini merupakan pakaian adat khas Minang. Bentuknya berupa baju kurung yang terdapat hiasan sulam dari emas. Terdapat pula banyak motifnya. Baju ini memiliki makna tersendiri yaitu, sebagai simbolik kekayaan alam yang ada di Sumatera Barat. Warna baju Batabue umumnya terbagi menjadi empat jenis yakni merah, hitam, biru dan lembayung. Penggunaan baju ini menampakkan keanggunan dan kecantikan penari. 4. Lambak Sumber Properti tari lilin berikutnya adalah Lambak. Lambak merupakan sebuah sarung khas Minang yang merupakan bawahan dari baju Batabue. Penggunaan lambak menandakan bahwa sang penari menjunjung tinggi ketertiban, kesopanan dan enak dipandang. Lambak sendiri biasanya terbuat dari kain songket dan dihiasi dengan Minise. Warna dari Lambak biasanya berwarna cerah seperti pastel, kuning, orange dan lain-lain. Lanbak sendiri memiliki cara yang berbeda-beda cara penggunaanya. Karena biasanya ada yang menampilkan belahan pada bagian depan, samping, dan ada pula yang belakang. 5. Minise Sumber Minise merupakan properti tari Lilin sebagai aksesoris pelengkap. Minise merupakan sebuah sulaman-sulaman berwarna emas pada tepian Lambak. Penggunaan Minise menandakan bahwa budaya Sumatera Barat yang sangat demokratis. 6. Salempang Sumber Salempang merupakan properti tari Lilin yang hanya dipakai oleh penari wanita saja. Tujuan penggunaan Salempang yakni supaya wanita Minang yang memakainya dapat melanjutkan keturunan berupa anak cucu. Tidak hanya cukup sampai disana, penggunaan Salempang diharapkan mau bersikap menjadi suri tauladan bagi anak-anaknya kelak. 7. Dukuh Sumber Properti tari Lilin berikutnya adalah Dukuh. Dukuh merupakan kalung adat khas Minang. Warna dari dukuh biasanya berwarna emas dan terbuat dari bahan logam. Makna dari penggunaan dukuh yakni agar wanita Minang yang memakai Dukuh ini selalu berada di lingkaran kebenaran. Dukuh juga bermakna supaya memiliki pendirian yang kuat dan tidak mudah digoyahkan. 8. Cincin Sumber Cincin merupakan sebuah aksesoris tari Lilin yang hanya sebagai pelengkap saja. Penggunaan cincin biasanya dilakukan oleh penari wanita. Cincin yang digunakan biasanya berbahan dasar logam. Adapun warna cincin yang dipakai berwarna kuning keemasan ataupun warna perak. 9. Galang Sumber Properti yang terakhir adalah Galang. Galang merupakan salah satu properti sebagai aksesoris tambahan bagi penari. Galang atau gelang nantinya dipakai pada pergelangan tangan kanan dan kiri penari. Adapun makna dari penggunaan galah yakni agar semua orang mengetahui batas kemampuannya. Alat musik Pengiring Tari Lilin a Sumber Setelah mengetahui secara jelas tentang beberapa properti tari lilin. Berikut ini adalah beberapa macam properti alat musik tari Lilin. Peran dari alat musik sangat penting dalam memberikan nyawa pada pertunjukan seni. Tanpa basa-basi, adapun alat musik tersebut adalah alat-alat iringan musik khas Melayu. Tentu saja dengan bantuan alat musik berupa Accordion Biola Gong Gitar Kendang Kenong Bonang Toktok Saxophone Demikian usai sudah penjelasan lengkap tentang macam-macam properti tari Lilin beserta alat musik pengiringnya secara lengkap. Dengan iringan musik khas Melayu menjadikan tari Lilin tarian yang unik dan menarik untuk disaksikan bersama-sama. Terimakasih telah membaca artikel yang singkat ini, semoga bermanfaat. Sampai jumpa di artikel selanjutnya dan jangan lupa ya share aritkel ini jika menarik untuk dibaca. SEORANGPENGGUNA TELAH BERTANYA 👇 Jelaskan keunikan yg terdapat pada tari saman! INI JAWABAN TERBAIK 👇 Jawaban yang benar diberikan: Anindia5304 Keunikan dari tari zaman adalah kita dapat melatih kekompakan. karena tari zaman dilakukan oleh banyak penari Jawaban yang benar diberikan: wwinvta 1) Keunikan tari bali terletak pada mata. Dimana para penari Bali memiliki kemampuan []

Tari Lilin – Sebagai warga negara Indonesia, kita pasti sudah tak asing lagi dengan kata Indonesia kaya akan seni dan budaya’. Hal ini memang benar adanya karena setiap wilayah di Indonesia, memiliki kesenian dan kebudayaannya tersendiri. Salah satu kesenian yang cukup terkenal dan akrab di telinga masyarakat Indonesia adalah tari lilin. Tari lilin adalah salah satu seni tari tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Sumatera Barat, khususnya dari wilayah sekitar Minangkabau. Tarian ini dipercaya sebagai sebuah tarian yang sudah ada sejak zaman istana kerajaan zaman dahulu. Kesenian yang sudah dikenal sampai ke mancanegara ini, termasuk ke dalam jenis tari yang dibawakan berkelompok oleh penari perempuan dan dilakukan secara berpasangan. Mereka akan membawa lilin dengan diiringi oleh alunan musik yang dimainkan oleh sekelompok musisi atau pemusik. Hal yang menjadi ciri dan keunikan dari tarian ini adalah lilin yang bawa penari. Kedua tangan para penari ini akan memegang piring kecil yang berisikan lilin yang menyala sebagai properti tariannya. Para penari akan menarikan tarian lilin secara berkelompok dengan cara memutar piring berisi lilin tersebut secara hati-hati. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar piring tersebut tidak padam dan selalu berada di atas telapak tangan penari. Keunikan dari tarian khas Minangkabau ini juga terdapat pada gerakan tariannya yang selektif dan tidak sembarangan. Ini bertujuan tidak lain adalah karena menyesuaikan gerakan dengan anggunnya cahaya lilin yang sedang menyala dan berputar. Dalam pertunjukannya, tari lilin ini diiringi dengan menggunakan alat musik tradisional dan beberapa alat musik modern. Alat musik tersebut adalah gitar, biola, accordeon, gong, tok-tok, gendang, dan juga bonang. Ingin mengetahui penjelasan lebih lengkap mengenai tari lilin? Di bawah ini, terdapat penjelasan lengkap tari lilin, sejarah, makna, gerakan, pola lantai, properti, dan musik pengiring. Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini. Sejarah Tari LilinMakna dari Tari LilinGerakan Tari LilinPola Lantai Tari LilinProperti Tari Lilin1. Busana atau pakaian Gede2. Aksesoris pendukung penari3. Piring4. LilinMusik Pengiring Tari LilinKesimpulanBuku Terkait Tarian DaerahMateri Terkait Tarian Daerah Pada zaman dahulu, tarian ini awalnya merupakan salah satu tarian yang ditampilkan atau dipentaskan di dalam istana dan selalu digelar pada malam hari. Menurut sejarah yang dipercayai oleh masyarakat Minang, tari lilin ini berasal dari sebuah cerita rakyat zaman dahulu. Cerita rakyat tersebut bermula ketika mereka menceritakan pada zaman dahulu terdapat seorang gadis yang ditinggalkan oleh pacar sekaligus tunangannya pergi merantau untuk berdagang. Suatu hari, ternyata gadis tersebut kehilangan cincin pertunangannya. Gadis tersebut pun langsung mencari cincin tersebut ketika dia menyadari sudah menghilangkan barang berharga dari tunangannya. Dia bahkan terus mencari cincin tersebut hingga tengah malam dengan menggunakan lilin yang diletakkan di atas piring sebagai alat bantu penerangannya. Sang sadis terus berusaha keras untuk menemukan cincin tersebut. Dia pun kemudian berkeliling dan mengitari pekarangan rumahnya. Dalam proses pencariannya itu, dia harus membungkuk guna menerangi tanah. Gadis tersebut pun terkadang bergerak meliuk-liuk dan menengadah seperti berdoa, sehingga terlihat seperti sebuah gerakan tari yang indah. Tak disangka, gerakan tubuh yang dihasilkan oleh gadis tersebut pun ternyata melahirkan sebuah keindahan. Dari peristiwa itu, gerakan gemulai dan luwes tersebut pun mulai dikenal di kalangan gadis-gadis desa. Inilah bagaimana sejarah awal lahir dan mulai dikenalnya tari lilin di masyarakat Minang. Dalam melakukan tarian ini, biasanya para penari akan bersikap sangat hati-hati dalam memainkannya. Hal ini dilakukan agar lilin tersebut terus menyala dan tidak padam. Ternyata hal tersebut pun terinspirasi dari gading yang mencari cincin. Karena, jika lilin yang digenggam mati, maka cincin pertunangannya pun tidak akan bisa ditemukan karena malam sudah sangat gelap. Pada zaman dahulu, tari lilin ini hanya ditampilkan di lingkungan istana pada acara adat tertentu saja. Tarian ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas keberhasilan dan pencapaian yang didapat oleh masyarakat. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, fungsi dari tari lilin pun berubah. Saat ini, tarian khas dari Minangkabau ini tidak hanya ditampilkan dalam upacara adat saja. Tetapi juga ditampilkan sebagai sebuah pertunjukan seni yang menghibur. Selain itu, tari ini juga kerap kali ditampilkan dalam penampilan selingan pada prosesi acara penyambutan tamu. Dalam acara tersebut, tari lilin akan ditampilkan setelah penampilan dari tari pasambahan. Bahkan tak jarang tarian ini juga dipentaskan untuk menyemarakkan berbagai acara festival budaya hingga pentas seni, dan pesta pernikahan. Makna dari Tari Lilin Tari lilin adalah salah satu tari tradisional yang cukup terkenal karena memiliki penampilan yang memukau. Tarian dari provinsi Sumatera barat juga biasanya digelar masyarakat saat musim panen akan tiba. Hal ini bermakna sebagai wujud dari ungkapan rasa syukur kepada dewa dewi dan Tuhan. Oleh masyarakat Minang, tarian ini juga dianggap masuk ke dalam golongan tari tradisional khusus adat yang sakral. Oleh karena itu, pertunjukan tari lilin tidak bisa ditampilkan setiap saat dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang. Masyarakat Minang pun percaya bahwa tarian lilin memiliki makna yang mendalam tentang sejarah terciptanya. Yakni tentang seorang yang ditinggal merantau oleh kekasihnya dan justru menghilangkan cincin pertunangan mereka. Karena itu lah dia jadi harus mencari cincin dengan menggunakan lilin pada malam hari. Setelah perkembangan zaman, tarian ini mengalami sedikit pergeseran makna. Saat ini, tarian lilin tidak lagi hanya digelar khusus pada upacara adat tertentu, tetapi juga dipentaskan dalam berbagai acara kebudayaan yang bermakna penghiburan bagi masyarakat. Meski begitu, tetap ada sebagian masyarakat Minang yang menggelar tarian ini ketika mendekati tibanya musim panen padi. Maka dengan demikian, makna dari tari lilin ini tetap dijaga keasliannya oleh masyarakat Minangkabau. Gerakan Tari Lilin Pada dasarnya, gerakan dalam tarian lilin didominasi dan mengedepankan gerak yang pelan, anggun, gemulai, dan pasti lemah lembut. Hal ini karena, selain tarian ini harus menunjukkan keanggunan penari dalam kilauan cahaya temaram dari lilin, gerakan yang gemulai pun tidak terlepas dari nilai dan makna filosofi yang terkandung dalam tari lilin. Gerakan lemah lembut ini dilakukan bertujuan agar lilin yang dipegang oleh penari tidak jatuh, tidak menetes kemana-mana, serta tentunya terus menyala dan tidak padam. Karena, jika lilin tersebut mati atau padam, maka cerita yang terkandung dalam pertunjukan tersebut akan menjadi berbeda. Tarian ini juga tidak memerlukan banyak gerakan rumit, hanya saja para penarinya harus memiliki konsentrasi dan kewaspadaan yang penuh. Adapun beberapa gerakan yang dominan dari tari lilin ini, adalah gerak memutar badan, gerak meliuk-liuk, gerak mengayunkan tangan dengan lembut, gerak membungkukan badan, dan gerak yang dilakukan seperti orang sedang berdoa. Selain itu, dalam tarian ini juga terdapat serangkaian gerakan yang dimainkan dalam posisi duduk. Gerakan tersebut berupa lambaian tangan yang lembut, indah, dan sedap dipandang. Gerak ini menggambarkan suasana saat sekelompok gadis membantu temannya yang sedang mencari cincin, sehingga tari tradisional ini memiliki drama dan cerita dalam pertunjukannya. Karena tarian ini termasuk ke dalam tarian yang disakralkan, maka pementasan tarian lilin tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang. Ini terjadi karena untuk memperoleh gerakan yang gemulai dan indah, para penari harus melalui latihan yang terstruktur dan menghabiskan waktu yang cukup panjang. Di samping itu, setiap gerakan dalam tarian lilin ini juga membutuhkan keseimbangan dan kehati-hatian yang tinggi agar lilin tidak padam apalagi terjatuh. Oleh sebab itu, tak heran jika untuk melakukan tarian ini, para penari perlu memiliki keahlian khusus guna menjaga agar lilin tetap dalam keadaan menyala. Setiap penari tarian khas Minang ini pun harus bisa menjaga dan mempertahankan piring yang dipegang agar tetap dalam posisi yang datar. Ini dilakukan untuk menghindari terpaan angin yang lebih kencang meski tubuh sedang bergerak melenggak-lenggok. Meski tarian ini didominasi oleh gerakan yang cenderung lemah lembut, tetapi gerakan dari tari lilin sangat atraktif, bervariasi, dan tidak monoton atau itu-itu saja. Tarian ini semakin indah berkat adanya lilin menyala yang digunakan penari. Ini membuat gerakan yang ditampilkan dalam tarian tersebut terlihat semakin menarik, unik, dan indah. Pola Lantai Tari Lilin Dalam menampilkan tarian lilin, para penari akan menggunakan pola lantai garis lurus dengan gerakan yang lemah lembut, gemulai, dan cenderung pelan. Tarian ini biasanya dipentaskan secara berkelompok oleh penari wanita. Namun, tak jarang juga terdapat pertunjukan yang menampilkan penari gabungan antara penari wanita dan penari pria secara bersamaan. Pada saat tarian akan dipentaskan, maka penari akan bersiap dengan memegang piring kecil yang sudah ada lilin di atasnya. Lilin tersebut pun dalam keadaan menyala ketika tarian dimulai. Setelah itu, penari yang menggerakkan badannya. Mereka juga akan mengayunkan tangan mereka dengan indah dan lemah lembut mengikuti irama musik pengiring. Selain itu, para penari pun akan melakukan gerakan memutar piring dengan posisi piring yang tetap stabil dan sejajar. Jika melihat pada gerakan yang dilakukan penari, pola lantai dari tari lilin ini dapat dipandang sebagai sebuah lambang. Sama halnya seperti busana yang digunakan penari, semua hal dalam tarian ini memiliki makna dan nilai masa lalu yang mendalam. Properti Tari Lilin Dalam sebuah pementasan kesenian tari lilin, terdapat beberapa perlengkapan dan properti yang harus disediakan untuk menunjang jalannya pertunjukan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar pertunjukan tersebut terlihat menarik dan menonjol. Untuk mengetahui tentang properti tari lilin, simak penjelasan di bawah ini. 1. Busana atau pakaian Gede Pakaian gede adalah busana khusus yang dikenakan oleh seseorang yang akan menarikan tarian lilin. Pakaian gede sendiri merupakan pakaian adat khas dari daerah Minangkabau Padang yang biasanya digunakan oleh para pengantin perempuan. Kostum untuk penari tarian lilin ini terdiri dari busana atas dan busana bawah. Busana atas biasa disebut sebagai baju batabue, sedangkan untuk busana bagian bawah disebut juga sebagai lambak. Selain itu, para penari lilin yang lainnya juga akan menggunakan dodot atau dikenal sebagai selendang mantri. Busana yang dikenakan para penari dalam setiap pertunjukan tari lilin ini bukanlah busana atau kostum sembarangan. Melainkan, terselip suatu makna besar dalam kostumnya. Busana penari lilin mengandung makna berupa gambaran tentang masa kejayaan kerajaan Sriwijaya di Indonesia yang juga mendapatkan pengaruh dari budaya luar, khususnya budaya Tiongkok. 2. Aksesoris pendukung penari Selain menggunakan busana khusus yang merupakan busana khas daerah Minangkabau Padang, para penari juga diberikan beberapa aksesoris untuk mempercantik penampilannya. Adapun aksesoris yang dipakai oleh para penari adalah cincin, galang atau gelang, dukuah kalung, salampang selempang, dan tengkulak atau hiasan untuk kepada. 3. Piring Properti yang selanjutnya adala dalam pertunjukan tari lilin adalah piring. Bahkan, piring adalah benda wajib yang harus selalu ada dalam setiap pementasan tari lilin. Dalam tarian tradisional dari Sumatera Barat ini, piring digunakan untuk meletakkan lilin di atasnya. Oleh sebab itu, piring yang digunakan juga haruslah piring yang berukuran kecil atau sedang. Ini bertujuan agar pas atau sesuai saat digenggam di telapak tangan. Untuk memegang piring tersebut, para penari juga harus memiliki teknik atau keahlian khusus agar piring tersebut tidak mudah lepas apalagi terjatuh. Cara penari memegang piring sambil mengayunkan-ayunkan inilah yang membuat tari lilin semakin terlihat unik, menarik, dan sedap dipandang. 4. Lilin Sesuai dengan namanya, tentu tarian ini akan menjadikan lilin sebagai properti utamanya. Tarian ini juga terkenal karena keunikannya yang tak lain adalah karena menggunakan lilin untuk menarik. Sebagai catatan, lilin yang digunakan untuk menari juga harus dalam keadaan hidup atau menyala. Hal ini tentu sesuai dengan sejarahnya yang mana tarian ini dahulu kala dilakakukan pada saat malam hari yang gelap. Seperti yang sudah kita ketahui, keunikan dari tarian ini terletak pada keahlian penari yang meliukkan badannya sambil membawa piring dan lilin yang dalam keadaan menyala tanpa piring tersebut jatuh dan lilin yang tetap menyala. Penonton pun tidak perlu khawatir jika lelehan lilin tersebut menetes atau terkena penari. Karena, lelehan lilin akan terkumpul dalam piring tersebut. Musik Pengiring Tari Lilin Untuk mementaskan tari lilin, selain harus disediakan properti, harus pula ada alat musik yang digunakan untuk mengiringi tarian khas Minangkabau tersebut. Selain itu, alat musik juga bisa membuat pertunjukan tari menjadi lebih hidup, berwarna, dan tentunya heboh. Alat musik juga memiliki fungsi sebagai penyampai cerita. Mereka akan mengalunkan musik sebagai pengiring gerakan agar para penari bergerak secara serentak. Musik juga biasa digunakan sebagai pemancing emosi penari dan tentunya penonton pertunjukan. Adapun alat-alat musik yang digunakan untuk mengiringi tari lilin adalah alat musik tradisional dan alat musik modern. Di antara alat musik modern yang digunakan adalah biola, gitar, saxophone, dan accordeon. Sedangkan alat musik tradisional yang digunakan adalah gong, gendang, bonang, dan tok-tok. Selain itu, ada juga alat musik khas Melayu yang digunakan dalam pertunjukan. Tak ketinggalan, alat musik atau instrumen khas dari Sumatera Barat yang bernama Talempong. Kesimpulan Tari lilin adalah sebuah tarian tradisional dari daerah Minangkabau, Padang, Sumatera Barat. Tarian ini terkenal karena keunikannya yang menggunakan piring dan lilin sebagai properti utamanya. Para penari tersebut harus menggerakkan badannya dengan berbagai gerakan yang lemah lembut dan gemulai. Di antara gerakan penari lilin adalah meliuk-liuk, memutar badan, dan menengadahkan tangan seperti orang yang sedang berdoa. Meski terlihat seperti gerakan yang mudah, tetapi yang menjadi kesulitan dari tari lilin ini adalah bagaimana caranya agar piring yang digenggam penari tidak jatuh. Selain itu, lilin dalam piring juga harus terus dalam keadaan menyala atau tidak boleh padam. Adapun hal yang menjadi inspirasi atau asal mula lahirnya tarian ini adalah ketika seorang gadis di daratan Minang kehilangan cincin dari tunangannya yang sedang merantau untuk berdagang. Dia pun ingin menemukan cincin tersebut. Karena tak kunjung ditemukan, akhirnya gadis tersebut pun mencari cincinnya sampai malam hari. Dia mencari cincin tersebut ke pekarangan rumahnya dengan menggunakan lilin yang disimpan dalam piring kecil sebagai alat bantu pencahayaannya. Dia pun berlenggak-lenggok dan menghasilkan gerakan yang indah. Dari situlah asal mula lahirnya tari lilin. Nah, itu dia penjelasan tentang tari lilin, sejarah, makna, gerakan, pola lantai, properti, dan musik pengiringnya. Mari terus pelajari kesenian tradisional Indonesia dan lestarikan budaya. Semoga bermanfaat, ya, untuk SahabatTanpaBatas. Jika kamu ingin mencari buku tentang Sumatera Barat, maka bisa mendapatkannya di Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi LebihDenganMembaca. Penulis Raden Putri BACA JUGA 25 Nama Tarian Daerah dan Asalnya Yuk Kenalan dengan Tari yang Berasal dari Bali dan Kisahnya Tari Saman Pengertian, Sejarah, Makna Gerakan Mengenal Sejarah Asal Tari Piring dan Makna Setiap Gerakannya 7 Tari Tradisional Masyarakat Papua dan Papua Barat Sejarah, Makna, Properti & Asal Tari Seudati Makna dan Asal-Usul 5 Tarian Klasik dari Jawa Tengah ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien

\n\n\njelaskan keunikan penggunaan properti pada tari lilin
. 84 181 285 34 378 101 243 379

jelaskan keunikan penggunaan properti pada tari lilin