PenyebabIkan Nila Tidak Mau Besar 1. Faktor Bibit Setiap ikan yang lahir itu berpotensi sangat bongsor, bongsor, biasa saja, lambat tumbuh, sangat lambat tumbuh atau kuntet. Jadi faktor genetik dari ikan nila itu sendiri , juga varietes atau jenis nilanya.
Jakarta - Ikan-ikan di Danau Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara Jakut, dikabarkan mati massal. Sejumlah ikan mati mengambang di permukaan itu direkam warga dan videonya dibagikan di media sosial medsos. Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Sudin KPKP Jakut bersama Unit Pelayanan Teknis Pusat Produksi, Inspeksi, dan Sertifikasi Hasil Perikanan UPT PPISHP akan mengecek kualitas air."Langkah yang kami lakukan ialah uji lab kualitas air bersama dengan UPT PPISHP sehingga bisa diketahui penyebabnya ikan mati massal," kata Kepala Sudin KPKP Jakut Unang Rustanto saat dihubungi detikcom, Kamis 8/6/2023. Dia mengatakan petugas sudah mendatangi Danau Sunter untuk mengambil sampel air untuk diuji di laboratorium. Dia mengatakan ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan ikan mati massal."Ada beberapa faktor penyebab ikan mati massal, bisa dari limbah, bisa cuaca ekstrem. Diduga kuat karena limbah, tapi saya tidak mau melakukan justifikasi sebelum ada hasil uji labnya," kata mengatakan kondisi air di danau tidak terpengaruh oleh kondisi cuaca. Dia mengatakan faktor cuaca biasanya terjadi di pernah terjadi ikan-ikan melompat ke daratan karena dipicu fenomena upwelling, yaitu kondisi itu disebabkan oleh naiknya air laut di lapisan bawah menuju ke permukaan akibat pergerakan angin di atas laut sehingga memicu perbedaan suhu air di laut hingga kondisi oksigen."Kalau kualitas air, cuaca ekstrem, tidak seperti itu. Kalau di danau tidak memungkinkan terjadinya upwelling," ucap itu, petugas akan mengambil sampel ikan untuk diperiksa. Pengambilan sampel ikan ini bertujuan untuk mengetahui penyebab mati dan mengetahui apakah ikan dapat dikonsumsi atau juga Video 'Jutaan Ikan Mati Mendadak di Australia, Ini Dugaan Penyebabnya'[GambasVideo 20detik]Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.IkanNila Mati Mendadak? Ini Penyebab Utamanya [Wajib Tahu] Ikan.Info - Sebagai seorang Pembudidaya tentu saja banyak sekali mengalami kendalanya, seperti ikan mati, ikan terserang penyakit bahkan terkadang juga ikan nila mati secara mendadak. Apa sih penyebab ikan nila mati mendadak? Kematian dari ikan nila tentu saja akan membuat
Bangli, IDN Times - Sekitar 6,2 ton ikan nila di keramba Danau Batur, Bangli mati mendadak, Senin 15/7 lalu. Munculnya belerang ke permukaan disebut sebagai faktor penyebabnya. Namun, ada faktor lain yang menyebabkan ikan-ikan itu mati. Yaitu adanya amonia yang mengendap di dasar Hasil temuan itu berasal dari tim Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana yang meneliti Danau Batur selama enam Times/Istimewa Tim dari Fakultas Kelautan dan Perikanan FKP Universitas Udayana Unud turun melakukan penelitian sejak bulan April sampai Desember 2017 lalu, atau kurang lebih selama enam bulan. Penelitian tersebut bekerja sama dengan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli. Hasil penelitian itu diberi judul “Kajian Daya Dukung Dan Zonasi Keramba Jaring Apung KJA di Danau Batur, Kabupaten Bangli”.Gde Raka Angga, anggota tim penelitian tersebut, mengatakan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah maksimum keramba yang diperbolehkan di Danau Batur dan di mana saja tata letaknya, serta memetakan di mana saja sebaran belerang dan kenapa ikan bisa mati setiap tahun."Kami meneliti selama enam bulan April-Desember 2017, kita ambil data di sana," kata pria yang kini menjadi dosen di Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan FKP Unud, saat ditemui di Denpasar, Kamis 18/7.2. Kandungan belerang atau sulfur akan selalu ada dan terjebak di dasar Times/Istimewa Gunung Batur merupakan danau kaldera dari Gunung Batur yang meletus ratusan tahun silam. Sehingga kandungan belerang di dasar danau akan terus ada sepanjang tahun. Namun ada satu hal yang menarik. Yaitu bagaimana kandungan air belerang di dasar danau ini bisa naik ke permukaan?Mulanya, penelitian ini dilakukan dengan mengukur suhu kedalaman Danau Batur. Hasilnya, dari 35 titik sampel yang diambil, suhunya hampir semua merata yakni di kisaran 23 derajat celcius. Kemudian saat menggunakan citra satelit, hasilnya juga sama. Suhu kedalaman Danau Batur tidak mengukur suhu kedalaman, maka dilanjutkan dengan mengukur suhu permukaan Danau Batur. Dapat diketahui bahwa suhu permukaan pada bulan Juni, Juli, Agustus, dan September mengalami penurunan dari normalnya 26 derajat celcius. Hasil tersebut juga dipastikan lewat citra satelit dalam kurun waktu empat tahun ke belakang. Penurunannya bisa sampai di bawah 23 derajat suhu air lebih dingin, maka massanya akan lebih berat. Mengingat suhu di kedalaman danau tidak pernah berubah, maka air di kedalaman massanya lebih ringan dari permukaan. Akibatnya, air yang massanya ringan ini akan naik ke permukaan dan bertukar dengan air yang massanya lebih berat. Kalau kalimat ini disederhanakan, maka terjadi pertukaran posisi air. Air yang mulanya di kedalaman menjadi naik ke permukaan, dan di kedalaman itu turut membawa kandungan belerang dari dasar danau beserta zat-zat lain yang ikut terlarut. Dari penelitian-penelitian sebelumnya, kadar oksigen di Danau Batur hanya sampai di kedalaman tujuh meter dari atas permukaan. makin ke bawah, kadar oksigennya semakin Selain belerang, ikan mati karena kandungan amonia dari dasar Times/Istimewa Air dari kedalaman danau yang naik ke permukaan karena perubahan suhu, justru menimbulkan permasalahan. Indikatornya bermula saat tim melakukan wawancara kepada masyarakat. Mereka melihat air danau berubah warna menjadi lebih putih, dan ada hembusan angin yang sangat kencang."Hampir semua masyarakat yang kita tanya mengatakan air danau akan berubah warna dan ada hembusan angin kencang," belerang, di dasar danau juga terdapat kandungan amonia. Zat beracun ini berasal dari sisa pakan, feses ikan, dan sumber pertanian seperti pupuk yang masuk ke perairan. Bahan-bahan ini terperangkap di dasar danau, mengendap dan berubah menjadi amonia. Ia akan terus terperangkap di dasar danau, hingga naik ke permukaan setelah adanya perubahan suhu di permukaan."Jadi ikan tersebut mati karena oksigen yang tipis karena kandungan belerang serta teracuni amonia yang dari dasar danau," Butuh kalender periodik untuk menentukan kapan tebar benih dan Times/Istimewa Untuk itu, penelitian ini merekomendasikan agar pemerintah dan masyarakat membuat kalender periodik tebar benih dan panen ikan. Menurutnya, waktu yang tepat untuk menebar benih adalah setelah September dan panen ikan sebelum intinya, kejadian alam semacam itu tidak bisa dimodifikasi, tetapi bisa dihindari dengan cara mengetahui siklusnya. Sayangnya masyarakat ketika mendapatkan sosialisasi seperti ini masih tidak percaya. Sehingga kejadian itu Ikan mati akan terus berulang setiap tahunnya."Kalau bisa tebar ikan setelah September sehingga panennya April dan Mei. Itu pernah kami terapkan dan berhasil. Ketika kita sosialisasikan konsep itu, mereka belum bisa terima konsep ini," Danau Batur ibaratnya mangkuk yang menampung air bersama zat berbahaya, dan tidak bisa keluar. Perlu diistirahatkan dulu di bulan Juni hingga itu, pada bulan Juni hingga September juga bisa dimanfaatkan untuk mengistirahatkan perairan Danau Batur. Karena bulan tersebut adalah waktu yang tepat untuk menguraikan larutan zat-zat dari dasar danau ketika air naik ke Danau Batur tidak memiliki saluran pembuangan air keluar dan masuk. Ibaratnya seperti air dalam mangkuk beserta kandungan-kandungan lain terperangkap dan tidak bisa keluar. Sehingga pada bulan tersebut waktu yang tepat untuk zat-zat yang terlarut di dasar danau terurai dengan naik ke permukaan."Budidaya adalah memelihara air. Di danau kita tidak bisa memelihara tapi bisa mengistirahatkan. Saat membersihkan dirinya dengan adanya pengadukan alami itu," Keramba hanya cocok dipasang pada satu persen dari luas keseluruhan hasil penelitian, ditemukan bahwa keramba hanya cocok dipasang pada satu persen dari luas keseluruhan danau. Itu pun hanya boleh dilakukan di pinggiran danau. Ukurannya harus selebar 4x4 meter dengan kedalaman 3,5 meter. Jumlahnya tidak boleh lebih dari 10 ribu lubang keramba."Kita hanya merekomendasikan satu persen dari luas danau. Itu pun di sekitar pesisirnya saja," menduga saat ini jumlah keramba di Danau Batur lebih dari angka yang direkomendasikan. Selain itu, pembudidaya juga lebih suka menggunakan pakan tenggelam yang lebih murah. Ini berbahaya karena pakan akan langsung ke dasar danau jika tak dimakan oleh ikan semuanya."Rekomendasi harus ada tebar dan panen. Kita tak bisa melawan alam tapi bisa dihindari. Ketika menggunakan konsep itu, mereka belum bisa terima dan tak percaya," ujar ke depannya, ia berharap masyarakat lebih peduli dengan kelangsungan danau. Pasalnya jika cara-cara lama masih digunakan, ditakutkan nasib Danau Batur tidak akan bertahan lama menjadi danau karena habitatnya rusak. Akibatnya budidaya ikan nila akan hilang dan masyarakat yang dirugikan. Baca Juga 6,2 Ton Ikan Nila di Danau Batur Mati Akibat Belerang Hujanitukan rezeki, tapi tidak bagi para petani ikan. Sepertinya seperti itu,karena setiap kali hujan sering kali ikan-ikan nila pada mati. Sebenarnya sih bukan kerana hujannya. Tetapi ada kondisi pendukung lain yang membuat ikan nila tersebut mati dikala musim hujan. Penyebab Ikan Nila Mati Setelah Hujan 1. Air Terlalu Asam HALAMAN : 1 2 3 4 Jakarta - Ikan-ikan di Danau Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara Jakut, mati massal. Petugas Pemkot Jakut menguji kualitas air Danau Sunter untuk mengetahui penyebab banyak ikan kualitas air Danau Sunter itu dilakukan petugas Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jakarta Utara Sudin KPKP Jakut dan Unit Pelayanan Teknis Pusat Produksi, Inspeksi, dan Sertifikasi Hasil Perikanan UPT PPISHP.Kepala UPT PPISHP KPKP Jakarta, Risnadi, mengatakan kadar asam ph dan lain-lain pada ikan dan air di Danau Sunter terbilang normal berdasarkan hasil uji fisik. Namun pihaknya akan melaksanakan uji kimia di laboratorium guna memastikan penyebab banyak ikan ditemukan mati mengambang pada Rabu 7/6 menguji kualitas air dan ikan di Danau Sunter, Tanjung Priok, Jakut ANTARA/HO-Sudin KPKP Jakut"Sampel air danau sudah diambil dan akan diuji di laboratorium," kata Risnadi, dilansir Antara, Jumat 9/6/2023.Metode uji fisik yang digunakan adalah Water Quality Checker, yaitu dengan cara mencelupkan alat uji di titik lokasi. Adapun parameter uji fisik antara lain suhu, kekeruhan, konduktivitas uji daya penghantar listrik, pengukuran total padatan terlarut Total Dissolved Solid/TDS, dan parameter untuk uji kimia antara lain kadar keasaman pH dan kadar oksigen terlarut Dissolved Oxygen/DO.Simak selengkapnya di halaman Video Ikan Wader Terancam Punah, Kenapa Ya?[GambasVideo 20detik] . 276 268 235 390 388 15 362 402